Beberapa Tantangan Remaja Muslim Pada Era Globalisasi
Kita yakin bahwa hanya Islam yang dapat menyelamatkan kehidupan manusia dunia dan akhirat. Sehingga ketika kita melihat kenyataan yang berbeda dan bertentangan dengan aqidah Islam, akan menjadi tantangan bagi kita untuk mengubahnya. Generasi dambaan umat islam(Remaja) yaitu generasi yang berdaya, cerdas dan perduli terhadap permasalahan bangsanya. Dapat didefinisikan sebagai individu–individu shaleh yang sekaligus mempu menjawab tantangan perkembangan zaman dengan solusi yang diberikan Islam dan menguasai sains dan teknologi.
Secara garis besar, sikap remaja muslim dalam menghadapi tantangan modernitas terbagi pada tiga kelompok:
Remaja muslim yang distopistik, remaja muslim yang lari dari kenyataan, apatis, bahkan pesimis menghadapi tantangan modernitas. Mereka lari dari persaingan, tidak ada gairah belajar, bahkan berhenti kuliah karena menganggap bahwa materi perkuliahan itu ilmu sekuler, dan akhirnya berdiam diri.
Remaja muslim yang utopistik, remaja muslim yang memiliki optimisme yang berlebihan. Ia berkeyakinan bahwa kemodernan itu bisa menyelesaikan segala masalah.
Remaja muslim yang moderat, remaja yang mampu melihat dirinya secara utuh, tulus dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak lalai dalam menghadapi tantangan zaman. Sikapnya diimplementasikan dengan belajar dan bekerja sungguh-sungguh, mau bersaing, dan mampu melihat kenyataan secara realistik.
Mencermati kenyataan di atas, bisa dianalisis bahwa yang paling ideal adalah sikap yang ketiga, yaitu moderat. Dikatakan ideal karena sikap ini didukung oleh beberapa isyarat Al Qur’an bahwa kaum muslimin, baik laki-laki ataupun perempuan, dinobatkan sebagai khalifah fil ardh (yang mengatur bahkan sebagai decision maker demi kemaslahatan dunia). Dan untuk bisa melaksanakan kekhalifahan secara mapan, modal utamanya adalah ilmu, hal ini tercermin ketika Allah swt. berfirman kepada para malaikat yang artinya bahwa "Dia akan menjadikan Adam dan keturunannya (manusia) sebagai khalifah. Yang diperlihatkan kepada para malaikat untuk menduduki jabatan khalifah fil ardh adalah penguasaan ilmu". ( Q.S. Al Baqarah: 30-33 ).
Perlu di ingat kita harus melakukan seperti apa yang pernah dilakukan Rasul, yaitu tidak memisahkan dunia dan akhirat. Setiap aktivitas duniawi mempunyai proyeksi akhirat dan setiap amalan ukhrawi memiliki imbas duniawi. Sehingga terciptalah fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah (di dunia memiliki supremasi dan di akhirat menikmati surga abadi).
Beberapa Tantangan Remaja Muslim Pada Era Globalisasi
0 komentar:
Posting Komentar